Oleh : Spesialis Kurikulum
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam keseluruhan aspek
kehidupan manusia, karena pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan
pribadi manusia dari lahir hingga dewasa. Pendidikan, juga menentukan model
manusia seperti apa yang akan dihasilkan. Karena itu kurikulum sebagai
rancangan pendidikan memiliki kedudukan yang cukup sentral dalam seluruh
kegiatan pendidikan, dan turut serta menentukan proses pelaksanaan dan hasil
pendidikan.
John Dewey menyatakan bahwa Education is growth, development, life. Pendidikan
berarti tumbuh dan berkembang sejak lahir hingga menjelang kematian bahkan
pendidikan juga berarti sebagai hidup. Ini berarti pendidikan sangat
berpengaruh dalam kehidupan manusia selama hidupnya sebagai pengalaman hidupnya
dan sebagai hidupnya juga. Pendidikan juga bersifat kontinu dan merupakan
organisasi pengalaman hidup, pembentukan kembali pengalaman hidup dan juga
perubah pengalaman hidup. Oleh karena itu, pendidikan akan menentukan model
manusia seperti apa yang dihasilkan.
Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik
dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan.
Interaksi edukatif tersebut bertujuan untuk mewujudkan aspek-aspek
kurikulum yang berlaku, menuju pada tercapainya tujuan pendidikan yang telah
dirumuskan. Interaksi edukatif tersebut sangat dipengaruhi oleh lingkungan,
dimana kegiatan pendidikan terjadi. Berdasarkan paparan diatas, kurikulum dapat
dikatakan sebagai jantungnya kegiatan pendidikan. Artinya, aktivitas edukasi
antara pendidik dengan peserta didik sangat dipengaruhi oleh muatan-muatan yang
ada dalam kurikulum. Tanpa ada kurikulum kegiatan pendidikan mustahil tejadi
karena kurikulum adalah pembelajaran itu sendiri.
Proses pendidikan akan berjalan pada jalur kurikulum, maksudnya proses
pendidikan dipengaruhi oleh komponen-komponen kurikulum agar bisa terlaksana,
komponen tersebut yaitu tujuan, bahan ajar, metode dan evaluasi. Misalkan,
Proses pendidikan diarahkan pada tujuan tertentu apakah berkenaan dengan
penguasaan pengetahuan, pengembangan pribadi, kemampuan sosial atau kemampuan
kerja. Kemudian, proses pendidikan memerlukan bahan ajar agar tujuan pendidikan
bisa terpenuhi. Sedangkan bahan ajar dan terpenuhinya tujuan diperlukan metode
penyempaian dalam proses pembelajaran kemudian untuk mengetahui hasil capaian
proses pendidikan tersebut diperlukan evaluasi. Dari sinilah, kurikulum mempunyai
kedudukna sentral.
Oleh karena itu, Kurikulum sebagai rancangan dari pendidikan, mempunyai
kedudukan yang cukup sentral dalam keseluruhan kegiatan pendidikan, menentukan
proses pelaksanaan dan hasil daripada pendidikan.
Kedudukan kurikulum, menurut Said Hamid Hasan, dapat dikelompokkan
menjadi tiga. Pertama adalah kurikulum adalah sebagai "construct"
yang dibangun untuk mentransfer apa yang sudah terjadi di masa lalu kepada
generasi berikutnya untuk dilestarikan, diteruskan atau dikembangkan. Kedua,
adalah kurikulum berposisi sebagai jawaban untuk menyelesaikan berbagai
permasalahan sosial yang terkait dengan pendidikan. Ketiga, adalah kurikulum
untuk membangun kehidupan masa depan dimana kehidupan masa lalu, masa sekarang,
dan berbagai rencana pengembangan dan pembangunan bangsa dijadikan sebagai
dasar untuk mengembangkan kehidupan yang lebih baik di masa depan.
Sumber Rujukan :
Oliva, Peter F.( 1991), Developing the Curriculum, eighth
edition. New York. Pearson Publishers
Sukmadinata,
Nana Syaodih. 2013. Pengembangan Kurikulum. Bandung : Remaja Rosda
Karya.
0 komentar:
Posting Komentar