a) Penilaian Otentik
Memandang penilaian dan pembelajaran secara
terpadu. Penilaian otentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia
sekolah. Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh
merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Penilaian otentik tidak
hanya mengukur apa yang diketahui oleh siswa, tetapi lebih menekankan mengukur
apa yang dapat dilakukan oleh siswa.
b)
Belajar Tuntas
Untuk kompetensi pada kategori pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan
KI-4), siswa tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum
mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik.
Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah siswa dapat belajar apapun,
hanya waktu yang dibutuhkan yang berbeda. Siswa yang belajar lambat perlu waktu
lebih lama untuk materi yang sama, dibandingkan siswa pada umumnya.
c)
Berkesinambungan
Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai
perkembangan hasil belajar siswa, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan
hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai jenis ulangan
secara berkelanjutan (ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, atau ulangan kenaikan kelas).
d)
Berdasarkan acuan kriteria
Kemampuan siswa tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi
dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan minimal,
yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing.
e)
Menggunakan teknik
penilaian yang bervariasi
Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk,
portofolio, unjuk kerja, projek, pengamatan, dan penilaian diri.
Sumber Rujukan :
Sukmadinata,
Nana Syaodih. 2013. Pengembangan Kurikulum. Bandung : Remaja Rosda
Karya.
Oliva, Peter F.( 1991), Developing the Curriculum, eighth
edition. New York. Pearson Publishers
E. Mulyasa. 2013. Pengembangan
dan implementasi kurikulum 2013.
Bandung: Remaja Rosdakarya
0 komentar:
Posting Komentar